Memori Desember

Beberapa hari sudah berlalu sejak event "Sedekah Akbar" di kota Pontianak terlaksana. Gedung Olahraga Pangsuma tumpah ruah dengan lautan manusia. Selain tamu istimewa yaitu para anak-anak yatim dan penghafal Qur'an yang dimuliakan Allah swt, banyak kawan-kawan luar biasa mulai dari panitia hingga donatur baik yang hadir mau pun menyaksikan dari live di social media, yang telah berkorban segala yang mampu diberikan, yaitu berupa harta, tenaga, hingga waktu, semuanya tampak semangat dan bahagia pada hari itu. Begitu pun rasa haru saat doa bersama yang menjadi highlight dalam acara tersebut, dimana beribu doa dan harapan dari setiap orang meluncur bersamaan ke langit, pada moment yang diberkahi itu, semoga Allah mengijabah doa setiap orang pada kesempatan itu, aamiin..

Bukan hanya pada acara inti saja, diluar acara pun banyak pemandangan indah, damai, dan menyejukkan dari hamba-hamba Allah disana. Mereka bergerak karena iman, berkontribusi karena mereka percaya pada janji Allah swt juga perkataan Rasulullah saw. Saya sendiri menyaksikan berbagai moment yang membuat hati ini merasa diri ini belumlah berbuat apa-apa, rasa campur aduk dalam hati tak bisa diungkapkan hanya saya dan Allah yang mengerti rasanya. Pemandangan penuh dengan orang-orang baik yang dengan suka hati membimbing anak-anak dalam barisan, meski yang kita tau butuh kesabaran besar terlebih di siang hari yang terik untuk mengatur barisan anak kecil yang sering kesana kemari. Rela bolak-balik kesana kemari untuk memastikan setiap anak dapat kotak makan. Panitia yang rela berdiri dalam waktu yang lama dan kondisi gedung yang padat dan gerah luar biasa demi anak-anak dan para donatur bisa duduk nyaman di tempat yang tersedia. Saat berjalan dari mesjid menuju venue ada pula mereka yang menggendong anak kecil yang keletihan atau sakit, hingga ada yang berlutut di depan anak kecil yang bukan siapa-siapa bagi hidupnya hanya untuk membantu mengikatkan tali sepatu si anak yang terlepas atau membetulkan ikatan tali yang mungkin kurang kencang. Hal apa lagi yang bisa menggerakkan hati orang-orang baik tersebut selain harapan bahwa Allah melihat sekecil apa pun usaha dan memberi balasan kebaikan yang besar bagi mereka. InsyaAllah, usaha mereka semua ini diridhoi Allah, aamiin. 

Moment menyejukkan lain dimana anak-anak senang diberi sejadah yang nyaman, disaat mereka begitu bahagia memakan sebungkus es krim, disaat mereka bercanda satu sama lain dengan serunya tanpa beban. Mungkin hari itu adalah salah satu hari paling menyenangkan bagi mereka. Mereka seperti "artis" yang diperebutkan oleh banyak orang saat itu untuk diperlakukan dengan baik, disayang, berebut untuk mengayomi, menunjukkan kepedulian yang besar pada mereka, menyatakan bahwa ada kami disini yang sebenarnya peduli tapi kami seringkali lupa, lupa untuk meng-istiqomahkan ini semua, lupa ketika kami punya urusan masing-masing, lupa pada kalian yang ridho walau hanya makan nasi tanpa lauk sementara kami mudah sekali kehilangan selera makan meski beragam lauk pauk di meja. Kamilah, manusia-manusia yang sering lupa, yang kerap kali egois, maafkan kami ya dik. 

Acara tahun ini menjadi pengingat bagi saya akan setahun lalu pertama kalinya saya turut hadir dan menjadikan ini sebagai salah satu titik balik sekaligus penutup tahun yang paling berkesan. Siapa sangka satu tahun yang terasa begitu cepat terisi dengan hal yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Satu tahun ini terasa singkat, moment bahagia dan sedih terasa seperti putaran film, durasinya singkat tapi begitu bermakna. Satu persatu moment mengajarkan banyak hal, mengajarkan hakikat hidup, mengajarkan untuk menjadi lebih baik, menjadikan saya lebih paham, dan banyak lagi yang sudah menjadi Qadar Allah dalam hidup ini. Semoga Allah pertemukan saya dengan adik-adik tamu istimewa ini kembali di acara yang sama pada tahun-tahun berikutnya, berikut Allah berkahi para penggagas dan siapa pun yang terlibat membesarkan acara tersebut, aamiin ya Allah. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Notes tentang bersyukur

Tahun Baru, Hati Baru