Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

Dahsyatnya Orang Berilmu

Beberapa hari lalu kota kami Pontianak kedatangan Da'i kondang yang terkenal super gaul, ayahanda dari Wirda, hafizhah Qur'an yang terkenal pula di kalangan anak muda Indonesia, siapa lagi kalau bukan Ustadz Yusuf Mansur. Beliau datang ke Pontianak atas undangan untuk memimpin jama'ah Subuh akbar di akhir Ramadhan ini yang berlokasi di Mesjid Raya Mujahidin Pontianak. Gerakan Subuh Akbar Insyaallah akan menjadi agenda rutin setiap berapa bulan sekali di Pontianak dengan mengundang imam dan syeikh yang berbeda. Harapannya adalah kembali bangkit dan semakin erat persatuan ummat Islam di Pontianak melalui makmurnya waktu subuh, baik orang tua mau pun pemuda, dengan itu rahmat dan berkah Allah akan lebih banyak turun di bumi Khatulistiwa ini. Kembali ke Ustadz Yusuf Mansur, selain menjadi imam sholat Subuh berjama'ah, hari sebelumnya beliau pun ada jadwal mengisi khutbah jum'at, serta tausiyah menjelang akhir Ramadhan, bahkan diundang menjadi saksi pernikahan dari a

Selamat Jalan Ramadhan

Ramadhan, bulan mulia, bulan yang ditunggu-tunggu umat Islam seluruh dunia. Bulan panen pahala, bulan berlomba-lomba dalam beramal, bulan dimana kebaikan terasa ringan dilakukan, bulan dimana rezeki tak henti-henti mengalir, keberkahan saja yang ada di muka bumi ini. Apa hanya saya atau semua orang sadar bahwa semakin tahun Ramadhan terasa semakin singkat, bahkan bila dirasa-rasa waktu pun semakin bergerak cepat. Sejam rasa sejenak, sehari rasa cepat sekali hilang padahal rasanya baru saja bangun pagi, jarak antara senin hingga jum'at sudah tak terasa jauh lagi, sebulan hanya tinggal lewat, tau-tau sudah pertengahan tahun, hingga akhirnya satu tahun pun usai, mengikat banyak memori yang menjadi pengingat perubahan diri dari tahun sebelumnya. Kini Ramadhan yang kemarin kita tunggu-tunggu sudah berkemas hendak pergi, "aku senang kalian telah menyambut dan menjamu kedatanganku dengan meriah seperti ini" - ujarnya  bila mungkin ia bisa berbicara. "Namun bagi kalian yang

Jangan Beri Syarat untuk Bahagia

Saya pernah dengar statement ini dari mana gitu, lupa. Jangan beri syarat untuk bahagia, merupakan pelajaran penting yang saya sendiri pun belum mampu selalu mengamalkannya setiap saat. Kebanyakan manusia sekarang lebih bahagia kalau punya uang, kalau bisa belanja-belinji apa pun yang menarik mata, kalau punya suami ganteng atau istri cantik, kalau ini itu yang biasanya adalah hal yang belum kita miliki saat itu.  Mungkin saja kita bahagia saat itu, saat punya uang banyak, saat punya semua yang kita mau, tapi saya yakin itu ga pernah bertahan lama. Sifat alami manusia yang tidak pernah merasa puas kalau disangkutkan dengan sebab kebahagiaan, maka ga akan pernah seorang itu merasa bahagia.  Bahagia itu apa sih? bahagia itu sesuatu yang berbeda dengan senang, bahagia mencakup senang dan tenang, sedangkan senang biasanya hanya sesaat.  Kemudian muncul istilah   "bahagia itu sederhana" . Sesederhana liat senyum orang terkasih setelah lelah-lelah bekerja, sesederhana

Aku Rindu Menulis

Assalamualaikum, Sepertinya saya harus belajar lebih banyak tentang disiplin dan mulai menulis saja dengan apa adanya. Hari ini Minggu 11 Juni 2017, saya atas izin Allah yang memudahkan langkah ini ikut pelatihan menulis yang diadakan oleh mesjidnya anak muda di Pontianak, Mesjid Munzalan Mubarakan 2 atau biasa dikenal dengan nama Mesjid Kapal Serdam, dalam rangka memeriahkan Bulan Ramadhan bertajuk "Kampung Ramdhan". Ini adalah salah satu program yang paling berkesan buat saya, karena dari dulu pengen banget ikut workshop nulis, cuma kegiatan tersebut ada di ibukota dan dimentori penulis-penulis handal di bidangnya. Hal itu malah buat saya cuma nganggepnya mimpi, ilmunya masih belum nyampe, dan sebagainya. Semoga suatu saat bisa ikut acara-acara seperti ini, ini adalah first step yang luar biasa ngaruh dalam pola pikir saya tentang tulis-menulis. Pelatihan nulisnya cukup singkat, hanya 3 jam, tapi sepanjang 3 jam materi dan tanya jawab dengan Bung Ben (Pak Beni Sulastyo

Ilmu Seumur Hidup

Kenapa bersyukur itu sulit?   Saat pejuang hidup di luar sana berpeluh keringat bercucuran demi sesuap nasi, beberapa dari kita mengeluhkan nasib saat rugi dalam bermuamalah. Saat selembar uang dua puluh ribu bagi kita kurang untuk makan dalam sehari, sementara ada yang bertahan hidup hanya dengan lima ribu rupiah per hari. Saat selembar uang seratus ribu masih kurang untuk membeli sebatang lipstik terbaru, di luar sana ada yang menganggap itu nominal yang sangat besar dan cukup untuk biaya makan beberapa hari. Saat membuka kulkas, tersedia air dingin menyegarkan, susu, dan madu yang dapat kita teguk setiap saat, sementara di luar sana pejuang hidup masih memikul hasil jerih payah hingga beberapa teguk air putih saja menjadi nikmat yang begitu besar baginya.   Kita sering menengadah, lihat orang yang "terlihat lebih" dari kita, kemudian bergumam "enak sekali hidupnya, kenapa dia hebat sekali". Saat dirundung masalah, kita kerap kali menyalahi diri, lalu

Puisi - Kita

Kita adalah pribadi dewasa entah berlagak dewasa, yang rasa bangga akan dirinya bahkan lebih tinggi dari gedung pencakar langit. Kita hanya seonggok daging, yang diberi anugerah akal dan pikiran, serta hati yang penuh cinta, untuk mengabdi kepadaNya. Kita tak layak untuk saling tarung satu sama lain, apa yang pantas kita pertarungkan jika ada yang Maha Kuat? Kita tak layak untuk saling adu siapa yang lebih hebat, lebih tahu, dan lebih mengerti, jika ada Dia yang Maha Kuasa dan Maha Mengetahui. Kita tak layak saling mencaci karena kita diciptakan sama oleh Sang Maha Pencipta. Kita hanya manusia, tempatnya khilaf dan ketidaksempurnaan. Meski diberi beribu nikmat dan segelintir cobaan, tetap tak pernah berhenti mengeluhkan beban. Di satu kesempatan cobalah untuk merenung, tinggalkan dunia yang kau arung, berhenti sejenak meramaikan panggung. Beristirahatlah, hingga ragamu mendapat hak nya. Menangislah, untuk melembutkan hatimu yang telah mengeras karena

Cuap-cuap Tentang Hidup

Duh saya sangat jarang menyentuh blog ini karena banyak sekali distraction belakangan, entah itu layak disebut sebuah distraction atau hanya buatan dan alibi kelemahan komitmen saya. Terlepas dari itu semua, saya akan terus menulis disini, penting tidak penting, frekuensi naik turun, karena isi kepala saya perlu ditumpahkan sebagian kecil biar otak semakin terlatih dengan kemampuan bermain kata. Beberapa minggu terakhir kita disibukkan dengan aktivitas lebaran, by the way Selamat Hari Raya Idul Fitri untuk para Muslim/ah yang telah berjaya sebulan meraih berkahNya. Semoga segala amal ibadah kita dapat diterima, dapat ponten yang bagus, dan terus dilakukan secara istiqomah hingga akhir hayat, aamiin.  Bagaimana dengan lebaran kemarin? sudahkah kalian hadapi pertanyaan "Sibuk apa sekarang?", "Mana calonnya?", "Kapan nikah?", dan sebagainya. Berapa banyak pertanyaan yang kalian dapat? Bagaimana dampaknya dalam hidup kalian? Saya harap pertanyaan-pertanya

10 Alasan Menulis di Blog

Terinspirasi dari tulisan  bynajmah.com  saya kembali mengingat ke belakang, kapan saya mulai punya blog? seingat saya, saya punya blog sejak kelas 1 SMA sekitar tahun 2008 atau 2009, berarti enam sampai 7 tahun lalu blog ini sudah saya buat. Awalnya karena iseng saja, kemudian ada seorang teman yang juga punya blog, dan blog nya super keren saat itu, saya pun ikut-ikutan deh bikin blog. Bedanya isi tulisan-tulisannya alay, merampot (kalau kata orang Melayu), delusional sometimes, bahkan puisi-puisi serta cerita receh yang mohon maaf sudah saya hapus karena sangat tidak layak dibaca khalayak umum. Saat itu juga saya sempat vakum berbulan-bulan sampai beberapa tahun, karena kemunculan facebook dan twitter yang jelas lebih asik dan menyenangkan, jauh lebih banyak interaksi dan teman-teman yang dikenal.  Saya dulunya antara suka dan tidak dengan kegiatan mengarang di pelajaran Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris. Bagi saya merangkai kata-kata itu sangat susah, seperti memaksa otak u

Rasa Syukur di 23

Assalamualaikum! Tulisan ini mundur berbulan-bulan dari deadline dimana seharusnya saya mem-posting tepat ditanggal 23 di usia yang ke 23. Ternyata sulit juga untuk mengumpulkan 23 poin penting yang bermakna dimana membuat saya melihat kembali ke belakang, mengingat, dan merangkum hal yang berpengaruh dalam hidup dan patut saya syukuri. Postingan kali ini agak motivasional ala-ala dan mayan puanjang, jadi syukur-syukur kalau ada yang baca ya.  Sudah 23 tahun lebih saya diberi amanah di dunia. Terhitung kira-kira 10 tahun sejak usia baligh, dimana pertanggungjawaban hidup sudah sepenuhnya ada pada diri sendiri. Momen-momen hidup yang sudah dilewati menjadi perhiasan sekaligus pembelajaran untuk menjalani hari ini dan bekal pengingat dikemudian hari. Sadar bahwa hidup itu adalah berjuang dan memilih, kita juga harus ingat bahwa hidup itu adalah tentang ujian dan belajar. Ternyata ujian dan belajar tidak hanya berhenti di bangku sekolah saja. Ada pembelajaran yang lebih sulit dan saya

Moving In

Ceritanya ini lagi pindahan..InsyaAllah beberapa tulisan di blog lama akan dipindah kesini. Dengan pertimbangan pengen meng-clasify tema tulisan, biar enak, biar fokus. Blog lama akan saya ubah dikit namanya, dan difokuskan pada review products dan events, atau sesuatu yang common aja. Sementara blog ini akan lebih saya fokuskan di random thoughts (lah random thoughts nggak bertema dong), iya, lebih kepada certain topic dan curahan hati serta pikiran yang menyangkut tentang kehidupan #aziik. Biar saya yang nulis dan baca ga bingung, lah hari ini nge-post yang sok bijak-bijak gitu, besokannya ngepost review Wardah, kan ga berkorelasi gitu ya kan? :) Biar sama-sama enak aja, from now on saya akan publish di sosmed sesuai postingan, kalau lagi posting di blog lama ya link blog lama yang akan saya publish, untuk link utama saya akan taroh link blog ini aja deh ya.. Find me on my social media: Facebook : Ulya Yuthika Instagram : @ulyayuthika_ Another blogs : ulyayuthi