Dahsyatnya Orang Berilmu

Beberapa hari lalu kota kami Pontianak kedatangan Da'i kondang yang terkenal super gaul, ayahanda dari Wirda, hafizhah Qur'an yang terkenal pula di kalangan anak muda Indonesia, siapa lagi kalau bukan Ustadz Yusuf Mansur. Beliau datang ke Pontianak atas undangan untuk memimpin jama'ah Subuh akbar di akhir Ramadhan ini yang berlokasi di Mesjid Raya Mujahidin Pontianak. Gerakan Subuh Akbar Insyaallah akan menjadi agenda rutin setiap berapa bulan sekali di Pontianak dengan mengundang imam dan syeikh yang berbeda. Harapannya adalah kembali bangkit dan semakin erat persatuan ummat Islam di Pontianak melalui makmurnya waktu subuh, baik orang tua mau pun pemuda, dengan itu rahmat dan berkah Allah akan lebih banyak turun di bumi Khatulistiwa ini.

Kembali ke Ustadz Yusuf Mansur, selain menjadi imam sholat Subuh berjama'ah, hari sebelumnya beliau pun ada jadwal mengisi khutbah jum'at, serta tausiyah menjelang akhir Ramadhan, bahkan diundang menjadi saksi pernikahan dari anak salah seorang pimpinan pondok Munzalan, Masyaallah disaksikan Ustadz Yusuf Mansur :'). 

Begitulah, beberapa waktu belakangan ini saya baru paham akan esensi bahwa ilmu mengangkat derajat seseorang, menjadikan hidupnya penuh berkah dengan waktu yang selalu diisi dengan aktivitas akhirat, mengingat dan mengingatkan tentang kuasa Allah, menanam sebanyak-banyak jariyah di muka bumi. Dulu saya selalu salut dengan orang sukses yang banyak uang, kerja keras hingga uang yang mengejar mereka, terkenal dan berprestasi di dunia. Tapi ternyata ada yang lebih luar biasa dari pada kaya dan terkenal semata, yaitu konsep amal jariyah. 

Ada tiga hal yang akan tetap hidup dan menjadi sebenar-benarnya investasi bagi diri kita, yaitu ilmu yang bermanfaat, sedekah/waqaf, serta doa anak shalih/keturunan yang shalih. Selama kita membelanjakan harta di jalan Allah, baik itu sedekah/infaq/waqaf terutama yang terus dirasakan manfaatnya bagi manusia atau makhluk hidup maka selama itu pula pahala terus mengalir sebagaimana aliran dana segar yang mengalir ke rekening om Bill Gates. Begitu pun keturunan shalih/shalihah yang merupakan investasi sesungguhnya bagi manusia, mendidik anak keturunan yang hanya takut dan taat kepada Allah swt menjadi kewajiban bagi setiap orang tua atas amanah anak yang diberikan. Mengajarkan anak menghafal surat Al fatihah, mengajar sholat, berdoa, dan ibadah lainnya akan mengalirkan pahala juga pada orang tua selama dia mengamalkannya. Kemudian yang tidak kalah membuat saya kagum adalah pada orang yang berilmu, yang mengajarkan ilmunya, atau menerapkan ilmu yang didapat pada suatu hal yang membawa manfaat baik bagi lingkungan. Belum lagi terangkatnya derajat orang berilmu adalah nyata dalam prakteknya. Ustadz Yusuf Mansur salah satunya, dengan ilmu yang diamanahkan Allah padanya kemudian disyi'arkan seluas-luasnya, bukan itu saja beliau pun membangun peradaban ilmu berupa rumah tahfidz, bisa kah dibayangkan betapa real nya "passive income" beliau? 

MasyaAllah, kuasa Allah lah mengangkat derajat orang berilmu, dari pelosok mana pun seseorang berasal, bila ia dikaruniai ilmu maka dengan mudah dunia digenggamnya. Saya pun belajar dari anak Ustadz yang bernama Wirda Mansur. Berkat ilmu tauhid yang ditanamkan ayahandanya, dengan Al Qur'an dia bisa pergi ke banyak negara-negara, berkesempatan belajar di Oxford, mengajar di Amerika, sekolah di Yordania, hingga jalan-jalan ke Korea. Bahkan untuk mendapatkan suatu barang pun, saya pernah baca kalau Wirda selalu minta/propose langsung ke Allah, karena logically bumi dan semua isinya punya Dia, kenapa musti minta ke manusia atau mati-matian cari sendiri? 

Di atas adalah sedikit contoh tentang power of tauhid dan ilmu yang bermanfaat, masih banyak lagi cerita sahabat di luar sana yang diangkat derajatnya karena ilmu. Seorang anak petani yang bisa berkuliah hingga ke luar negeri, anak bangsa yang terkenal dengan karya yang mendunia, bahkan contoh kecil bagi kita dulu yang pernah merasakan ranking tiga besar di kelas, minimal disuruh ke depan kelas untuk menerima rapor disambut tepuk tangan siswa satu kelas, menjadi lebih spesial.

Ya, ilmu memegang peranan dalam apa pun, bahkan masuk surga pun harus berilmu, kan? Semoga kita semua ditambahkan oleh Allah ilmu yang bermanfaat, Rabbi dzidni 'ilma.. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan Cintai Aku Apa Adanya

Tahun Baru, Hati Baru

Memori Desember