Cerita Akhir Pekan - Tentang Menikah

Bismillah..Topik yang sebegitu hangat di kalangan teman-teman berusia 20an awal, apalagi kalau bukan soalan jodoh dan nikah. Baguslah, lebih baik daripada mengungkapkan keinginan untuk berpacaran, keinginan untuk bertemu jodoh dan menikah menjadi suatu hal yang wajar, alamiah. Sudah fitrahnya manusia untuk hidup berpasang-pasangan dan memiliki kecenderungan satu dan lainnya. 

Ceritanya weekend ini saya bertemu teman lama, yang satu belum sebulan menikah, yang satu Alhamdulillah sudah beberapa bulan menikah dan sedang mengandung, semoga Allah limpahkan keberkahan dalam kehidupan mereka. Entah kenapa saya paling senang bertemu dengan teman-teman yang sudah menikah tanpa merasa sedih atau apalah karena dengan bertemu mereka saya mendapat insight baru tentang kehidupan, terutama tentang kehidupan setelah menikah. Bahwa menikah itu tidak sesulit yang dibayangkan tapi juga tidak melulu mulus tanpa problem. Karena teman berbicara ini seusia dan pernah tumbuh dalam lingkungan belajar yang sama, mungkin apa yang dibicarakan bisa nyambung dan membawa aura positif, termasuk aura-aura pengantin baru kali yah :) 

Menikah itu seperti menjadi sesuatu yang wow di masa sekarang menurut saya, kalau jaman nenek kakek dan orang tua mungkin menikah menjadi suatu hal yang biasa, dengan tujuan meneruskan keturunan. Lain hal jaman ini yang marak dengan budaya pacaran, zina, dan pemikiran idealis yang kelewat batas, hingga memandang sinis pernikahan sebab yang dilihat selalu sisi negatifnya saja. Betul ternyata bahwa syetan selalu menghiasi perbuatan buruk menjadi terlihat indah dan perbuatan baik menjadi terlihat buruk di mata manusia. 

Bagi saya pernikahan merupakan suatu hal yang istimewa. Istimewa karena memandangnya sebagai ibadah jangka panjang, komitmen yang kuat bukan hanya antara satu dan lain tapi komitmen pada ketentuan Allah. Sama halnya seperti menjalani hidup, pernikahan itu seperti saya memandang masa depan, ada ketakutan, hal yang menantang, rasa khawatir, tapi saya tahu kalau itu akan sirna jika niat sudah benar, sebagaimana niat dan tujuan kita hidup adalah untuk ibadah kepada Allah swt., pernikahan pun adalah ibadah. Kenapa pernikahan itu wow? lagi-lagi karena zaman now itu berat, zaman yang super banyak dan rumit ujiannya, zaman dimana pemikiran lebih mudah diacak-acak dibanding isi rumah, apa-apa serba mudah sekaligus serba sulit, belum lagi tantangan mendidik anak zaman sekarang itu, super sih, itu doang yang bisa diungkapkan. 

Oh iya, setiap saya berada di lingkungan yang bahas tentang pernikahan yang selalu saya tanyakan adalah satu hal, "apa sih yang membuat kamu siap?" itu doang. Apalagi anak cemen kayak saya ini super banyak mikirnya, gampang ragu-ragu, meyakinkan diri sendiri aja sulit, gimana yakin sama orang lain? ciah. Jawaban dari mereka pun berbeda-beda, karena orang yang tepat sudah datang jadi buat apa menunda lagi, ada yang segera ingin menempuh hidup di jalan halal, ada yang karena kedua belah pihak sudah sangat setuju dan mereka pun saling cocok. Hmm..inti dari itu semua adalah tunggu aja timing nya, ada waktunya. Kesiapan lahir batin itu yang menghadirkan adalah Allah, begitu pun langkah kaki saya dan jodoh saya yang saling mendekat itu digerakkan oleh Allah. Detik dipersatukannya pun tak luput dari ketentuan Allah. Seringnya saya dan banyak teman-teman mungkin salah fokus, fokus hidup ini mah untuk perbaikin pribadi masing-masing, untuk beribadah dan persiapan bekal untuk kita sendiri, masalah rezeki dan jodoh jangan terlalu dipusingin, fokus saja berdoa sama Allah, nikmati hari-hari saat masih memprioritaskan diri dan bebas untuk beribadah berduaan dengan Allah kapan saja, ke majelis ilmu, belajar untuk lebih ridho dalam menjalani hidup, selow dalam menghadapi masalah, dan semakin banyak bersyukur. 

Pesan yang paling saya ingat dari pertemuan dengan teman saya kemarin adalah, "Menikah dengan siapa pun kamu, masalah itu akan tetap ada", yep, berarti sudah jelas fokus kita tetap sama, bedanya hanya ada "tokoh baru" dalam hidup kita yang menjadi "fasilitas" bagi kita dalam beribadah kepada Allah swt. 

Kedua, "Semakin bertambah usia, semakin bertambah pula pertimbangan-pertimbangan dalam hidup, semakin banyak yang didengar entah itu baik atau buruk, semakin kita menjadi idealis, semakin kita takut menghadapi kegagalan", itu kenapa harusnya pemikiran negatif saya dan mungkin beberapa teman-teman tentang pernikahan, apalagi pernikahan zaman now harus banget selalu diluruskan. Perlu sekali untuk membersihkan jiwa dan pikiran kita sendiri dari pikiran buruk, pengalaman menyakitkan, dan segala problem hidup yang rasa-rasanya berdampak besar dalam pengambilan keputusan dan pemikiran kita supaya tidak menjadi "sampah" yang akan terbawa-bawa di masa yang akan datang. Luruskan niat, bersihkan hati, segala sesuatu kalau diniatkan karena Allah, InsyaAllah tidak akan terasa menyulitkan. 

Kemudian, "Jangan mencari yang sempurna, karena kamu pun tidak sempurna. Carilah yang se-visi, selaras, setujuan, yang cara pandang mengenai hidup itu sama." Karena kalau sudah se-visi InsyaAllah jalannya gak kesana-kemari. Itu aja deh pesan moral dalam tulisan kali ini, dari yang belum nikah dan sok-sok nulis tentang nikah. Berbagi yang saya tahu lah ya, biar tidak dipendam sendiri saja. Semoga Allah memudahkan urusan kita semua dalam kebaikan, aamiin..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Notes tentang bersyukur

Tahun Baru, Hati Baru

Memori Desember